Mobile Planetarium in Indonesia

Assalamualaikum! Senang bertemu kalian kembali 🤗

Ye, friends! Aku akan menceritakan pengalamanku saat mengisi waktu libur dengan pergi ke mobile planetarium.

Untuk pertama kalinya di Indonesia, telah hadir mobile planetarium dari Ilmuwan Muda Indonesia. Sesuai namanya, planetarium tersebut merupakan planetarium mobile. Bentuknya yang setengah lingkaran membuat proses melipat planetarium menjadi cukup mudah. 

Nah, di dalamnya, kita akan menyaksikan film-film pendek tentang luar angkasa. Aku tidak bisa mendeskripsikan lebih dengan gambar, ya! Karena saat masuk, kalian tidak boleh mengambil gambar.

Planetarium ini untuk semua usia. Dan aku saranin untuk kalian yang punya saudara seperti adik atau kakak bisa menonton bersama di dalamnya. 

Saat masuk, kalian cukup membayar Rp30.000,00-. Murah, kan? Murah untuk pengalaman melihat luar angkasa di sana. Kalian bisa mencari update terbaru dari mereka lewat Instagram, Facebook, dan lain-lain. 

Sekian dan terima kasih banyak 😊! 

Museum Fatahillah

Assalamualaikum, kawan! Selamat pagi/siang/malam untuk kalian semua. Hihihi … 😆

Setelah sekian lama cuman bisa melihat Museum Fatahillah di buku dan TV, akhirnya aku bisa melihat langsung 🏛 Museum Fatahillah. Saat mendengar nama tersebut, langsung terbesit seorang Fatahillah. Pejuang yang berhasil mengusir Portugis dari tanah Indonesia. 

Karena aku datang pada musim liburan, Museum Fatahillah menjadi sangat, sangat … ramai. Panas? Of course … 

Aku mendapat buku dari sana. Tapi bahasanya terlalu sulit. Bahasanya mungkin China atau Jepang. Saya beritahu, 99,9% isinya berbahasa seperti itu. Yang bisa aku baca palingan, (wayang kulit), (dalang), makan, minum, dan sedikit lainnya. Karena itu bukan bahasa China atau Jepang.

Yang tadi itu nggak apa-apa. Karena, aku bisa mengenal lebih banyak lewat ‘melihat’ secara langsung. Jika kalian pergi ke sana, kalian bisa melihat penjara pada masa lalu. Lukisan orang Belanda dan barang-barang lainnya yang terdapat di sana. 

Aku juga sempat mencicipi kerak telor. Enak, nggak, Ghin? Wuenakk lah …. 

Mas dan kerak telornya

Aku juga sempat pergi melihat berbagai tokoh wayang. Dan, kalian tahu siapa yang aku temui di sana? Tokoh yang menghibur anak Indonesia mulai tahun 1981, yaitu … Unyil. Hehehe …. Oh, iya. Dan kawan-kawannya tentunya. Ada beberapa tokoh yang belum pernah aku lihat.                        

Ada yang sama? Aku baru tahu ada banyak lagi tokoh dalam cerita Si Unyil.

Sekian dulu. Terima kasih banyak!

Fotoamatirby:Ghina

Bulan di Atas Awan

Assalamualaikum, kawan! 😀

Pernahkah kalian mendengar cerita, ehm! Aku ceritakan, ya. (Nggak jadi ditanya~)

Sebelum manusia menjadi khalifah di bumi ini, Allah menawarkan tawaran menjadi khalifah di bumi kepada beberapa makhluk-Nya. Salah satunya adalah gunung. Gunung menolak tawaran tersebut. Termasuk makhluk hidup yang lainnya. Mengapa? Menjadi seorang khalifah di atas tanah bumi, sungguh sangat sulit. Sangat, sangat sulit! Jika khalifah tersebut berbuat kerusakan di atas bumi, maka bersiaplah azab-Nya di neraka nanti. Namun, jika khalifah tersebut menebarkan kebaikan, maka menunggulah surga untuk ditempati. Khalifah yang jujur, adil, dan lain sebagainya. 

Semua pilihan ada resikonya. Tapi gunung lebih memilih untuk tidak menjadi khalifah. Biarlah khalifah nanti mengambil manfaat dariku. 

Maka dipilihlah manusia untuk menjadi khalifah bumi. 

_________

“Masyaallah!”. Akhirnya pesawatku terbang di atas pulau. Dari kerlap-kerlipnya, telah terlihat bahwa pesawat akan mendarat. ✈

Aku pernah melihat cahaya yang dipancarkan kota-kota besar dilihat dari luar angkasa. Warna emas kekuning-kuningan (bukan Kuningan yang ada di Jakarta, ya) saling sambung-menyambung. Galaksi di bumi, batinku. Cahayanya terlihat sangat terang, bukan hanya karena sumbernya yang banyak. Namun gedung-gedung pencakar langit juga ikut ambil alih.

Apa bedanya dengan yang ada di Jakarta? Iya, memang susunan kota dengan lampu-lampunya terlihat indah. Bedanya, gedung-gedung tinggi terlihat menonjol. Apalagi kalau bukan karena sekitarnya yang rendah. Eh, sementara menulis, kakakku bilang, “Ghina, di sini banyak gedung tingginya, ya? Semoga saja Makassar tidak punya gedung tinggi yang terlalu banyak. Banyak polusi soalnya nanti.”. Hehe … kebetulan sekaleh …. 😅

Yah … sementara di pesawat, ada beberapa kalimat yang menampakkan wajahnya di kepalaku. Akan kutuliskan dua saja, ya.

“Wow, pantas saja kita menggalak-galakkan program hemat listrik dan energi.”

Dan …

“Tugas Pak Anies dan Pak Sandi berat sekali, ya. Selamat bekerja, Pak!”

Pemandangan indah lainnya adalah, langit yang ditutupi awan tidak menampakkan bulan. Namun, saat pesawat yang kutumpangi mengangkasa lebih tinggi lagi. Dapat! Bulan di atas gumpalan awan yang betul, betul, betul … indah.

Sekian dan terima kasih. Sampai jumpa! 😁

Study Hard: Is It Excessive?

Assalamualaikum, Kawan! Kali ini aku akan berbagi keluhku tentang belajar. Belajar keras untuk sebagian orang merupakan hal yang sia-sia. Kenapa bukan merepotkan yang kutuliskan? Beberapa orang (termasuk saya sendiri 😟) kadang tidak mengerti ‘apa untungnya kita belajar?’. Karena itulah, tidak menganggap belajar itu menguntungkan menyebabkan kita berpikir belajar itu merepotkan. Hal yang sia-sia! Iya, betul, kalau ada yang bilang belajar itu bisa kapan saja. Tidak mengenal umur. Namun, coba pikirkan! Betapa afdal-nya belajar di masa muda. Kalau bahasa yang cukup kerennya, sih, belajar di masa keemasan. Karena saat muda, otak kita sedang haus-hausnya dengan ilmu. Jadi, berikan ilmu yang otak inginkan.

Sebagai anak muda, kita belajar dengan mencoba-coba. Karena sudah menjadi sifat sebagian manusia, jika kita tidak melihatnya dengan mata sendiri, kita tidak akan percaya. Maka dari itu, kita tidak boleh main coba-coba saja! Diskusikan dengan keluarga kalian. Jangan malu-malu, ya! Hehehe 😅

Aku juga ingat. Kita juga butuh kebebasan. Nah, yang itu udah jadi syarat kemanusiaan. Kita butuh waktu luang, layaknya balita yang butuh waktu main. Jadi, kalian butuh jadwal yang sesuai. Jangan terlalu padat, tapi jangan terlalu sepi juga. Yang sedang-sedang saja. Ingat! Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, lho. Jangan jadi orang yang terlalu obsesif sehingga lupa makan dan istirahat. Kalian bisa mati kelelahan seperti Philitas dari Cos.

Jadikan kegiatan belajar kalian menjadi kegiatan yang membuat kalian nyaman. Aku sudah pernah katakan, tegaskan tujuan apa yang akan kalian capai setelah belajar nanti.

Jika kamu tak tahan lelahnya belajar, maka kamu harus tahan menanggung perihnya kebodohan.” Imam Syafii

Sekian dulu. Terima kasih banyak sudah membaca tulisanku. Sampai jumpa! Dan tetap semangat raih cita-citamu! 😁

Bangku Baru

Assalamualaikum, Kawan! 😎 Bagaimana kabar kalian? Baik? Insyaallah, ya ….

Tahun ini akhirnya aku selesai di jenjang pendidikan SD. Hasilnya? Alhamdulillah, lulus. Itu saja, ya, yang aku beritahu. Hehehe  😊

 Ujiannya kalian bagaimana? Aku pernah menulis (ghaniatera.wordpress.com) kalau aku akan melakukan revolusi. Semoga saja berjalan lancar. Kalian semua juga harus tetap rajin belajar walau nilai kalian tidak sesuai harapan, ya! Karena selalu ada hadiah yang lebih besar saat kalian ikhlas dan sabar. Oke? Oke aja, ya. Hehehe

Berhubung baru akan memulai di jenjang pendidikan yang baru, tentu aku akan berusaha untuk tidak mengulangi khilaf-ku yang ada di bangku SD. Sekolahku yang sekarang juga sama (yayasan) dengan yang kemarin. Jadi, agak sulit untuk melakukan revolusi yang aku bayangkan.😢 Khawatir aku. Yang penting berusaha dan berdoa. Just it!

Beberapa temanku tidak lanjut bersekolah di sekolah yang sama denganku. Ada yang lanjut ke pesantren, ada yang lanjut ke sekolah swasta dan negeri lainnya. Bahkan ada yang keluar kota! Kebanyakan dari temanku yang keluar kota lanjut bersekolah di Pulau Jawa. Akunya, kan, tinggal di Makassar. Jauh, ya? Iyalah… jauh sekaleh. Tapi kawanku di luar sana, jangan lupa dengan Kota Daeng ini, ya! 

Dan untuk kalian readers, semangat untuk jenjang pendidikan yang sedang kalian jalani! Cari dan tegaskan pada diri kalian tujuan yang akan kalian capai setelah bersekolah. Dengan begitu, kalian akan merasa sekolah bukanlah beban yang harus kalian tanggung. Tujuan kalian adalah jalan kalian. Katakan, “Inilah jalan nin, eh? Inilah jalanku! Inilah jalanku!”. Katakan dengan tegas, ya! Biarkan seluruh anggota tubuh kalian mendengar dan mendukung tujuanmu! 

Sebenarnya masih banyak yang ingin kutuliskan, namun, ehm, ada halangan yang datang! Naru** sedang tayang. Sampai jumpa! Terima kasih banyak sebanyak-banyaknya karena telah membaca tulisanku. 

Ciptakanlah kondisi-kondisi kritis maka kamu akan melihat bagaimana alam semesta bahu-membahu mendukungmu melewati kondisi kritis tersebut.” Prof. Yohanes Surya